TAKEPAN JATISWARA

Sumber: Rungkang Jangkuk, Desa Sayang-sayang, cakranegara

Tebal : 10 cm

Lebar : 3 cm

Panjang : 30 cm

Bahan dari lontar ditulis dengan huruf Jejawan teknik toreh, bahasa Jawa Madya, tembang macapat, terdiri dari 120 lempir. Tiap lempir terdapat 4 baris tulisan, ditulis secara bolak balik rectovarso. Pada bagian samping kiri dan kanan diapit dengan kayu disebut takep (takepan). Isinya adalah pengembaran Ki Sajati Swara tanpa pamit kepada kedua orang tuanya demikian juga keada istrinya untuk mencari Ki Sajati. Kemudian dipuncak gunung antara Jati Swara dengan Kisajati bertemu tatkala itu Kisajati menjadi sorang pertapa. Dan juga isi lainnya adalah tanya jawab tentang roh hilapi, perjalanlan roh dalam menghadapi kematian, dan dialog antara manunggaling gusti kaula lan gusti, antara Jatiswara dengan caranya mengesakan Allah dari kaula (hamba) dan menjunjung pemimpin dengan rakyat. Dialoag antara Ki Sahimbingan dengan wasiraga adalah cara diaolog antara raga dengan ajaran.